1. Mengapa kucing bisa selamat setelah jatuh dari ketinggian ?
Anda mungkin pernah melihat kucing yang jatuh dari tempat tinggi kemudian membalik tubuhnya dan bisa mendarat dengan mulus dan tidak mengalami cidera. Kenapa bisa ? Hal ini terjadi karena kucing mempunyai sistem keseimbangan dan koordinasi yang luar biasa.
Mendaratnya pun tidak asal merenggangkan kaki. Kalau manusia jatuh dari tempat tinggi dengan kaki di bawah, biasanya akan patah. Tetapi kalau kucing tentunya tidak, mereka setelah memutar kaki ke bawah, segera merenggangkan kakinya sehingga angin menahan jatuh tubuhnya. Dan saat bersentuhan dengan tanah kakinya langsung ditekuk supaya mengecilkan efek jatuhnya.
Sebenarnya mengapa kucing itu bisa selamat setelah jatuh dari sebuah bangunan apartemen setinggi itu dapat dijelaskan dengan mudah secara fisika. Tidak perlu menjadi seorang fisikawan untuk mengerti fenomena ini. Sebenarnya kucing tidak terlalu sakti juga, tingkat kefatalan kucing yang jatuh dari bangunan apartemen paling tinggi adalah dari lantai 6, 7 atau 8. Namun “aneh”nya tingkat kefatalan tersebut justru jauh berkurang jikalau kucing jatuh dari tingkat yang jauh lebih tinggi dari itu! Sebuah rekor di Amerika Serikat mencatat bahwa seekor kucing jatuh dari lantai 32 namun ia hanya menderita sedikit kerusakan pada giginya! Selebihnya si kucing sehat wal’afiat. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Seperti yang sudah kita ketahui sejak SD, sebuah benda yang jatuh dari ketinggian pasti akan ditarik oleh gaya gravitasi ke bumi, semakin lama semakin cepat karena ditimbulkan oleh percepatan gravitasi bumi. Namun begitu jikalau kita jatuh dari tempat yang tinggi sekali, ternyata kecepatan jatuh kita tidak terus menerus bertambah. Kenapa begitu? Itu disebabkan adanya gaya gesek udara yang bekerja ke atas yang berlawanan arah dengan gaya gravitasi bumi. Boleh dikatakan bahwa gaya gesek udara ini berfungsi sebagai rem agar kecepatan jatuh kita tidak terus bertambah. Kecepatan maksimal kita jatuh ini yang disebut dengan “kecepatan akhir” atau Bahasa Inggrisnya adalah “terminal velocity“.
Rumus kecepatan akhir adalah sebagai berikut:
Dimana Vt adalah kecepatan akhir, m adalah massa benda yang jatuh, g adalah percepatan gravitasi bumi, ρ adalah kerapatan fluida (dalam kasus ini adalah udara), A adalah luas penampang yang tegak lurus dengan gaya gesek udara (secara kasarnya adalah luas permukaan benda yang langsung menghadap ke bumi) sedangkan Cd adalah koefisien gesek.
Untuk mencapai kecepatan akhir ini, diperlukan ketinggian tertentu. Dalam kasus kucing yang jatuh dari lantai 26 sebuah apartemen ini penjelasannya adalah seperti berikut ini: Ketika jatuh dari lantai 26 kucing akan mengalami akselerasi karena gravitasi bumi. Karena mengalami akselerasi si kucing jadi takut dan “menciut” posisinya yaitu punggungnya ke atas sementara kepalanya ditekuk ke bawah menempel ke leher. Namun setelah mencapai sekitar lantai ke-6 atau ke-7, si kucing telah mencapai kecepatan akhirnya sehingga akselerasi karena gravitasi bumi telah hilang dirasakan oleh si kucing. Karena akselerasi tidak lagi dirasakan, si kucing menjadi lebih rileks dan tidak ketakutan lagi. Posisi badannya tidak lagi “menciut” melainkan mulai merenggangkan badannya. Perenggangan badan oleh si kucing menyebabkan luas penampangnya (dalam rumus di atas disimbolkan oleh “A”) semakin besar sehingga kecepatan akhirnya (Vt) semakin kecil lagi. Karena si kucing dalam keadaan rileks maka badannya menjadi fleksibel dan ketika hendak mendarat si kucing sudah menyiapkan kakinya untuk mendarat. Faktor-faktor tersebut semuanya memperkecil kemungkinan si kucing untuk cedera ketika mendarat di tanah.
Nah, sekarang jelas kenapa tingkat kefatalan jatuhnya kucing lebih besar di lantai 6 atau 7 dibandingkan di lantai 20an atau 30an, karena jikalau jatuhnya dari lantai 6 atau 7 si kucing belum sempat mencapai kecepatan akhirnya atau terminal velocity-nya.
sumber : http://spektrumku.wordpress.com/2010/02/21/kucing-jatuh-dari-lantai-26-apartemen-namun-tidak-apa-apa/
Kucing tidak menyukai air. Ini karena air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih lagi pada air yang tergenang. Kucing menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya supaya bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor minimnya kuman pada tubuh kucing.
2. Mengapa kucing takut air ?
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Setelah melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur manusia, anjing, dan kucing, Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, kemudian manusia memiliki seperempat dari anjing, lalu pada kucing terdapat setengah dari kuman manusia.
Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
Setelah melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur manusia, anjing, dan kucing, Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, kemudian manusia memiliki seperempat dari anjing, lalu pada kucing terdapat setengah dari kuman manusia.
Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing tidak menyukai air. Ini karena air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri, terlebih lagi pada air yang tergenang. Kucing menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya supaya bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor minimnya kuman pada tubuh kucing.